Thursday, November 10, 2016

Yang menarik dari Sorong Part #2

Pantai Tanjung Batu

Pantai Tanjung Batu masih satu wilayah dengan Pantai Tanjung Kasuari. Lokasinya persis diseberang kantor kelurahan saoka. Biaya masuk per orang 5ribu dan per mobil 20rb (kalo tidak salah ingat). Yang menarik dari pantai ini adalah ada bukit batu yang bisa dipanjat sekitar 5-6 meteran. Pemandangan cukup bagus bila datang di pagi ataupun sore hari, karena terik matahari membuat air pantai berwarna biru cerah, tentu saja spot ini menjadi lokasi foto yang menarik



Pulau Um (Pulau Kelelawar)
Pulau Um berada di kawasan Makbon, sorong timur. Bila menggunakan kendaraan seperti mobil atau motor akan menempuh sekitar 1-2 jam perjalanan, tergantung kondisi jalan bila musim hujan agak sedikit terhambat oleh kubangan lumpur. Nanti akan ketemu pantai tempat perahu untuk menyeberang menuju Pulau Um. Kapal hanya berukuran untuk 5-6 orang, jadi kami kemarin perlu 2x bolak balik karna jumlah kami 10 orang. Untung jarak pulau tsb cukup dekat yakni 7 menit menyebrang. Pulau ini dihuni banyak sekali kelelawar yang hinggap di pohon, jadi mesti hati2 juga apabila berada dibawah pohon supaya tidak kena eeknya hahaaha,, Pulau ini berukuran kecil jadi bisa dikelilingi dengan berjalan kaki. Pantainya lumayan bersih dengan pasir putihnya. Namun yang mesti diwaspadai adalah nyamuk agas yang banyak disini. Nyamuk ini nyaris tak terlihat, jadi mesti bawa anti nyamuk bila kesana. Gigitan nyamuk agas akan terasa gatal sekali bahkan akan terasa sampai seminggu, bentolnya juga cukup besar dibanding nyamuk biasa. Dan bekasnya akan hilang setelah tiga minggu, huffff…






Pulau Buaya
Pulau ini disebut pulau buaya karena bentuknya yang dari kejauhan tampak seperti buaya, jadi tentu saja gak ada buayanya. Perjalanan kesana cukup mudah tinggal naik kapal dari pelabuhan dom dan hanya 30 menit udah sampe sana. Pulaunya kecil jadi bisa juga dikelilingi dengan berjalan kaki. Air pantainya biru dan pasirnya putih. Namun sayang ada nyamuk agas disini, siap sedia anti nyamuk yah kalo kesini! Nah sebetulnya disini ada banana boat tapi pas kami datang kesana, boatnya lagi rusak, jadi yah kami hanya berenang sambil bermain pasir saja.




Air Terjun Asbaken, air terjun yang jatuh ke laut
Kami mengunjungi air terjun ini lumayan menegangkan karena gelombang laut cukup kencang ditambah hujan yang menyertai kami, beruntung bapak pemilik kapal cukup hebat untuk mengendalikan kapal. Kapal long boat yang kami tumpangi tidak memiliki atap jadi, semua basah kuyub. Lokasinya di Makbon, Sorong Selatan. Ada 2 jalur menuju air terjun ini. Yang pertama melalui distrik malowar dengan kendaraan lalu disambung naik kapal dan jalur trekking melewati hutan trus naik kapal. Kami memilih jalur kendaraan lewat distrik malowar mengingat rombongan kami ada yang membawa anak dan sedang hamil. Ada pos polisi di pinggir jalan dengan tulisan Distrik Malowar, langsung belok kiri dan terus ikuti jalan. Lalu berhenti di pantai yang saya lupa namanya, disana ada kapal untuk dinaiki.





Biaya kapal 800rb bisa untuk 10 orang. Perjalanan kurang lebih 1.5 jam, melewati Pulau Um. Setelah melalui perjalanan yang cukup menegangkan kami sampai di air terjun pertama, debit air tidak terlalu deras, namun tingginya kurang lebih 20 meter.





Kami tidak berhenti disana, karena tujuan kami adalah air terjun yang lebih pendek dan bisa untuk berenang. Kamipun lanjut lagi, kurang lebih 15 menit kami sampai juga. Air terjun yang jatuh ke laut, alirannya lebih deras namun tingginya hanya 3-4 meter. Namun sayang sekali gelombang yang tinggi tidak memungkinkan kami untuk bersandar, ditambah kekhawatiran keselamatan penumpang yang lagi hamil.




Jadilah kami lanjut lagi mencari pantai. Tak lama kami menemukan pantai, tidak ada penghuninya, dikelilingi pohon-pohon, serasa di film cast away hahaha.. gw kemudian berjalan menyusuri pantai, berharap menemukan sesuatu dan ketemulah goa kecil.



Kami hanya singgah sambil makan siang sebentar di pulau ini mengingat waktu sudah semakin siang yang berarti gelombang akan semakin kencang. Setelah berfoto kami pulang menuju makbon. Pemandangannya ruarrr biasa, sambil mengamati ternyata ada total 7 air terjun dan beberapa goa sepanjang perjalanan ini. Suatu saat mesti kesana lagi!


  Bapak nakhoda kapal




Danau Uther, Ayamaru
Perjalanan menuju kesini kurang lebih 4-5 jam dengan naik mobil. Dari klamono terus ke klamumuk dan terussss sampai ketemu bandara belok kiri. Canggih deh ada bandara di lokasi yang sangat jauh dari kota. Konon bandara ini dibuat oleh warga asli disana, karena sulitnya akses untuk menuju kesana terutama untuk logistik. Kami berhenti untuk bertanya mengenai lokasi danau, namun karena keterbatasan pengetahuan kami ternyata ada 2 danau yang bagus yaitu danau uther dan danau framu. Jadi kami hanya bilang danau saja tanpa menyebut danau apa haha.. Setelah sedikit hopeless karena makin ga tau lokasi persisnya, tampak oleh mata saya air kehijauan. Kami berhenti memarkir mobil lalu menuruni bukit kecil, kemudian tampaklah danau berwarna kehijauan yang indah sekali. Ga banyak anak-anak dan pengunjung disana. Airnya tawar, bening dan terasa sejuk sekali. Dsini bisa berenang dan meloncat dari ketinggian2 meteran, cukup menguji nyali haha... Kalo ke tengah tampaknya cukup dalam.

Kurang lebih 45 menit kami disana kami memutuskan pulang karena hari sudah semakin sore. Wilayah ayamaru memiliki banyak sekali tempat yang bisa dikunjungi, ada danau framu, air terjun, dll. Akan lebih baik menginap supaya bisa mendatangi spot2 lainnya. Saya paling suka perjalanan menuju kesini karena dikelilingi bukit pepohonan yang tinggi dan rimbun, sangat eksotis sekaligus menegangkan.




Kali Sembra
Kali Sembra terletak di teminabuan dangan waktu tempuh perjalanan hampir sama ke danau uther yaitu sekitar 4 jam dari sorong. Air kalinya berwarna hijau toska, bening dan dingin, namun karena waktu itu lagi hujan, jadi potonya sedikit gelap. Retribusi 20rb per orang. Perjalanan kesini juga sangat indah dikelilingi bukit pepohonan, tidak ada jaringan listrik apalagi sinyal, jadi tentunya sangat menarik buat saya. Berikut poto2nya





Sebetulnya saya ingin sekali tiap minggu menjelajahi setiap sudut Pulau Burung ini. Tapi sayangnya sulit sekali karena jalan darat antar wilayah belum ada alias masih berupa hutan. Mau ke jayapura atau manokwari mesti pakai pesawat, belum lagi kalau uda sampai kota terus nyambung ke kabupaten, yang ga bisa jalan darat harus pakai pesawat kecil, sudah pasti kocek mesti tebal, akan susah kalo solo trip. Tapi itulah istimewanya papua! I'm so in love with the people, culture and the land!



No comments: