Pantai Tanjung Batu
Pantai Tanjung Batu masih satu wilayah dengan Pantai Tanjung
Kasuari. Lokasinya persis diseberang kantor kelurahan saoka. Biaya masuk per orang
5ribu dan per mobil 20rb (kalo tidak salah ingat). Yang menarik dari pantai ini
adalah ada bukit batu yang bisa dipanjat sekitar 5-6 meteran.
Pemandangan cukup bagus bila datang di pagi ataupun sore hari, karena terik
matahari membuat air pantai berwarna biru cerah, tentu saja spot ini menjadi
lokasi foto yang menarik
Pulau Um (Pulau Kelelawar)
Pulau Um berada di kawasan Makbon, sorong timur. Bila
menggunakan kendaraan seperti mobil atau motor akan menempuh sekitar 1-2 jam
perjalanan, tergantung kondisi jalan bila musim hujan agak sedikit terhambat
oleh kubangan lumpur. Nanti akan ketemu pantai tempat perahu untuk menyeberang
menuju Pulau Um. Kapal hanya berukuran untuk 5-6 orang, jadi kami kemarin perlu
2x bolak balik karna jumlah kami 10 orang. Untung jarak pulau tsb cukup dekat
yakni 7 menit menyebrang. Pulau ini dihuni banyak sekali kelelawar yang hinggap
di pohon, jadi mesti hati2 juga apabila berada dibawah pohon supaya tidak kena
eeknya hahaaha,, Pulau ini berukuran kecil jadi bisa dikelilingi dengan
berjalan kaki. Pantainya lumayan bersih dengan pasir putihnya. Namun yang mesti
diwaspadai adalah nyamuk agas yang banyak disini. Nyamuk ini nyaris tak
terlihat, jadi mesti bawa anti nyamuk bila kesana. Gigitan nyamuk agas akan
terasa gatal sekali bahkan akan terasa sampai seminggu, bentolnya juga cukup
besar dibanding nyamuk biasa. Dan bekasnya akan hilang setelah tiga minggu,
huffff…
Pulau Buaya
Pulau ini disebut pulau buaya karena bentuknya yang dari
kejauhan tampak seperti buaya, jadi tentu saja gak ada buayanya. Perjalanan kesana
cukup mudah tinggal naik kapal dari pelabuhan dom dan hanya 30 menit udah sampe
sana. Pulaunya kecil jadi bisa juga dikelilingi dengan berjalan kaki. Air
pantainya biru dan pasirnya putih. Namun sayang ada nyamuk agas disini, siap
sedia anti nyamuk yah kalo kesini! Nah sebetulnya disini ada banana boat tapi
pas kami datang kesana, boatnya lagi rusak, jadi yah kami hanya berenang sambil
bermain pasir saja.
Air Terjun Asbaken, air terjun yang jatuh ke laut
Kami mengunjungi air terjun ini lumayan menegangkan karena
gelombang laut cukup kencang ditambah hujan yang menyertai kami, beruntung
bapak pemilik kapal cukup hebat untuk mengendalikan kapal. Kapal long boat yang
kami tumpangi tidak memiliki atap jadi, semua basah kuyub. Lokasinya di Makbon,
Sorong Selatan. Ada 2 jalur menuju air terjun ini. Yang pertama melalui distrik
malowar dengan kendaraan lalu disambung naik kapal dan jalur trekking melewati
hutan trus naik kapal. Kami memilih jalur kendaraan lewat distrik malowar
mengingat rombongan kami ada yang membawa anak dan sedang hamil. Ada pos polisi
di pinggir jalan dengan tulisan Distrik Malowar, langsung belok kiri dan terus
ikuti jalan. Lalu berhenti di pantai yang saya lupa namanya, disana ada kapal
untuk dinaiki.
Biaya kapal 800rb bisa untuk 10 orang. Perjalanan kurang lebih 1.5 jam, melewati Pulau Um. Setelah melalui perjalanan yang cukup menegangkan kami sampai di air terjun pertama, debit air tidak terlalu deras, namun tingginya kurang lebih 20 meter.
Kami tidak berhenti disana, karena tujuan kami adalah air terjun yang lebih pendek dan bisa untuk berenang. Kamipun lanjut lagi, kurang lebih 15 menit kami sampai juga. Air terjun yang jatuh ke laut, alirannya lebih deras namun tingginya hanya 3-4 meter. Namun sayang sekali gelombang yang tinggi tidak memungkinkan kami untuk bersandar, ditambah kekhawatiran keselamatan penumpang yang lagi hamil.
Jadilah kami lanjut lagi mencari pantai. Tak lama kami menemukan pantai, tidak ada penghuninya, dikelilingi pohon-pohon, serasa di film cast away hahaha.. gw kemudian berjalan menyusuri pantai, berharap menemukan sesuatu dan ketemulah goa kecil.
Biaya kapal 800rb bisa untuk 10 orang. Perjalanan kurang lebih 1.5 jam, melewati Pulau Um. Setelah melalui perjalanan yang cukup menegangkan kami sampai di air terjun pertama, debit air tidak terlalu deras, namun tingginya kurang lebih 20 meter.
Kami tidak berhenti disana, karena tujuan kami adalah air terjun yang lebih pendek dan bisa untuk berenang. Kamipun lanjut lagi, kurang lebih 15 menit kami sampai juga. Air terjun yang jatuh ke laut, alirannya lebih deras namun tingginya hanya 3-4 meter. Namun sayang sekali gelombang yang tinggi tidak memungkinkan kami untuk bersandar, ditambah kekhawatiran keselamatan penumpang yang lagi hamil.
Jadilah kami lanjut lagi mencari pantai. Tak lama kami menemukan pantai, tidak ada penghuninya, dikelilingi pohon-pohon, serasa di film cast away hahaha.. gw kemudian berjalan menyusuri pantai, berharap menemukan sesuatu dan ketemulah goa kecil.
Kami
hanya singgah sambil makan siang sebentar di pulau ini mengingat waktu sudah
semakin siang yang berarti gelombang akan semakin kencang. Setelah berfoto kami
pulang menuju makbon. Pemandangannya ruarrr biasa, sambil mengamati ternyata
ada total 7 air terjun dan beberapa goa sepanjang perjalanan ini. Suatu saat
mesti kesana lagi!
Bapak nakhoda kapal
Danau Uther, Ayamaru
Perjalanan menuju kesini kurang lebih 4-5 jam dengan naik
mobil. Dari klamono terus ke klamumuk dan terussss sampai ketemu bandara belok
kiri. Canggih deh ada bandara di lokasi yang sangat jauh dari kota. Konon
bandara ini dibuat oleh warga asli disana, karena sulitnya akses untuk menuju
kesana terutama untuk logistik. Kami berhenti untuk bertanya mengenai lokasi
danau, namun karena keterbatasan pengetahuan kami ternyata ada 2 danau yang
bagus yaitu danau uther dan danau framu. Jadi kami hanya bilang danau saja
tanpa menyebut danau apa haha.. Setelah sedikit hopeless karena makin ga tau
lokasi persisnya, tampak oleh mata saya air kehijauan. Kami berhenti memarkir
mobil lalu menuruni bukit kecil, kemudian tampaklah danau berwarna kehijauan
yang indah sekali. Ga banyak anak-anak dan pengunjung disana. Airnya tawar,
bening dan terasa sejuk sekali. Dsini bisa berenang dan meloncat dari
ketinggian2 meteran, cukup menguji nyali haha... Kalo ke tengah tampaknya cukup
dalam.
Kurang lebih 45 menit kami disana kami memutuskan pulang
karena hari sudah semakin sore. Wilayah ayamaru memiliki banyak sekali tempat
yang bisa dikunjungi, ada danau framu, air terjun,
dll. Akan lebih baik menginap supaya bisa mendatangi spot2 lainnya. Saya paling
suka perjalanan menuju kesini karena dikelilingi bukit pepohonan yang tinggi
dan rimbun, sangat eksotis sekaligus menegangkan.
Kali Sembra
Kali Sembra terletak di teminabuan dangan waktu tempuh
perjalanan hampir sama ke danau uther yaitu sekitar 4 jam dari sorong. Air
kalinya berwarna hijau toska, bening dan dingin, namun karena waktu itu lagi
hujan, jadi potonya sedikit gelap. Retribusi 20rb per orang. Perjalanan kesini
juga sangat indah dikelilingi bukit pepohonan, tidak ada jaringan listrik
apalagi sinyal, jadi tentunya sangat menarik buat saya. Berikut poto2nya
Sebetulnya saya ingin sekali tiap minggu menjelajahi setiap sudut Pulau Burung ini. Tapi sayangnya sulit sekali karena jalan darat antar wilayah belum ada alias masih berupa hutan. Mau ke jayapura atau manokwari mesti pakai pesawat, belum lagi kalau uda sampai kota terus nyambung ke kabupaten, yang ga bisa jalan darat harus pakai pesawat kecil, sudah pasti kocek mesti tebal, akan susah kalo solo trip. Tapi itulah istimewanya papua! I'm so in love with the people, culture and the land!