Sunday, September 12, 2021

Membuat Motivation Letter untuk Pendaftaran Kampus Luar Negeri

Halo teman-teman,

Kali ini aku mau berbagi cara membuat Motivation Letter untuk pendaftaran kampus luar negeri. Motivation Letter biasanya diminta untuk persyaratan pendaftaran untuk melanjutkan studi S2 ataupun persyaratan beasiswa. Hampir semua negara Eropa, UK dan USA meminta persyaratan ini. Pengalamanku sudah membuat 5 motivation letter dan diterima untuk 4 kampus UK dan 1 kampus Belanda. Lalu, bagaimana sih cara membuat motivation letter agar terlihat menarik?

Berikut tips yang perlu teman-teman perhatikan :

1. Perkenalkan diri kalian, lalu lanjutkan dengan motivasi awal kalian tertarik di jurusan yang ingin kalian ambil berdasarkan pengalaman di masa lalu. Ini dibuat dalam paragraf pertama

2. Paragraf kedua berisikan aktivitas utama kalian saat ini, bisa berisikan pekerjaan ataupun kegiatan volunteering misalnya

3. Paragraf ketiga, jelaskan masalah apa yang ada di sekitar kalian sehingga kalian ingin melanjutkan kuliah dan mengapa jurusan itu yang ingin kalian ambil. Bisa ditambahkan dengan melihat modul yang ditawarkan di jurusan tersebut. Jadi, sebelum menulis paragraf ini kalian sudah melakukan riset berupa modul kuliah ataupun bila ada penelitian yang pernah dilakukan oleh pengajar disana

4. Paragraf keempat, jelaskan rencana karir di masa depan dan apa impact-nya yang berhubungan dengan jurusan yang ingin kalian ambil dan sebaiknya berkaitan dengan program SDGs yang dicanangkan PBB. Pengalamanku menulis bagian ini menjadi salah satu yang dipertimbangkan oleh kampus.

Umumnya, motivation letter memiliki jumlah maksimum kata ataupun halaman, untuk itu kalian harus mengecek persyaratannya di masing-masing kampus.

Aku terbuka bgt bila ada yang ingin tanya2 seputar motivation letter yah!

Selamat membuat motivation letter ya teman-teman!

Saturday, September 11, 2021

Perjalanan Menggapai Beasiswa Chevening, Part 2

Masuk Shortlisted Candidate dan Interview Stage

Pada tanggal 15 Februari 2021, email yang ditunggu datang juga. Alhamdulillah aku masuk daftar shorlisted dan maju ke tahap interview. Sungguh rasanya seneng banget dan tetiba air mata mengalir karena baru kali ini aku mencoba sekian beasiswa dan akhirnya bisa masuk tahap interview, rasa haru dan bangga campur aduk jadi satu!

Akupun mengisi tanggal untuk interview dan memilih tanggal 3 Maret jam 3 sore. Aku juga masuk ke grup WA untuk Chevening shorlisted candidate Indonesia dan dunia. Dari sana cukup banyak informasi yang kudapatkan mulai dari contoh pertanyaan tahun2 sebelumnya, cara menjawab pertanyaan dan di grup Indonesia mulai melakukan latihan interview (mock interview) sesama kandidat. Sayangnya, aku ga bisa ikut karena jadwalnya dimulai setelah aku interview, huhu... Aku hanya sempat satu kali mock interview yang diadakan oleh para alumni di CAAI. 

Tibalah aku menjalani inteview melalui platform Zoom. Ada 3 orang panelis saat itu, yaitu alumni, N dari Chevening dan juga mbak R dari British Embassy. Kurang lebih ada 8 pertanyaan yang diajukan dengan total waktu 30 menit. Sebenarnya kondisiku saat interview sangat tidak baik, karena aku baru saja kehilangan kittenku yang kena virus. Aku benar-benar dalam kondisi yang sedih dan rasanya aku tidak begitu maksimal saat interview. Ditambah lagi, para kandidat yang ada di grup adalah orang-orang yang sangat hebat di bidangnya, aku sedikit merasa tertekan dan insecure, wkwkwk...

 

Pengumuman hasil akhir

Aku mendapat ujian lain, yaitu dalam hal pekerjaan. Aku memilih untuk berhenti bekerja di akhir bulan maret. Aku cukup stres karena hal ini dan aku memilih untuk pergi ke rumah mama di Medan sembari menunggu pengumuman. Tepat tanggal 23 Juni jam 23.40 aku mendapat email yang memberi informasi aku gagal terpilih beasiswa Chevening, rasanya sesak sekali, padahal besok aku sudah kembali ke Tangerang. Rasa kecewa, marah, sedih, tidak berguna dan insecure semakin menghantui. Aku left dari semua grup beasiswa chevening dan deaktive akun instagram karena mental healthku sudah sangat terganggu.


Proses Menyembuhkan Diri

Singkat cerita, banyak ujian yang kuhadapi di tahun 2021 ini, aku kehilangan motivasi dan semangat hidupku dan juga kehilangan 4 kucing dalam waktu yang berdekatan. Aku konsultasi ke halodoc dan layanan psikologis lainnya dengan total 4 psikolog dan 1 psikiater untuk menjalani pengobatan, karena aku didiagnosa terkena depresi dan gejala ADHD. Rasanya sungguh melegakan sebenernya karena aku sudah lama merasa ada sesuatu tentang diriku yang ku tak tahu itu apa. Jawaban dari psikiater membuatku jadi lebih mengenal diriku sendiri.

Kini aku sudah merasa lebih baik, berkat dukungan dari teman, keluarga, Rega dan juga pengobatan yang tepat. Aku kembali menjadi diriku yang dulu dan mulai lagi menemukan motivasi untuk apply berbagai beasiswa. Mudah-mudahan tahun depan adalah waktu yang tepat untukku berhasil mendapat beasiswa, Amin...

Lanjut nanti part 3