Sebagai orang yang sudah tinggal di Sorong selama hampir 4 tahun,
saya sangat mengagumi budaya dan keindahan kota Sorong. Pada tanggal 4 Desember
lalu, masyarakat kota Sorong menyelenggarakan Festival Noken 2017 untuk merayakan
hari Noken sedunia yang jatuh pada tanggal 4 Desember sebagaimana telah
diresmikan oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda dari tanah Papua pada 4
Desember 2012. Noken adalah tas tradisional buatan tangan yang dibuat oleh para
perempuan Papua menggunakan serat kayu, bunga anggrek, tali rami ataupun
anyaman daun pandan. Noken digunakan untuk membawa berbagai hasil alam, hasil
panen, kayu bakar, barang-barang pribadi dan juga untuk menggendong anak.
Uniknya, noken dipakai dengan disangkutkan di kepala atau jidat dan
mengalungkannya ke arah belakang.
Noken menjadi simbol keselarasan dengan alam, kehidupan yang baik,
perdamaian dan juga kesuburan bagi masyarakat papua. Noken memiliki beragam
warna dan corak yang menggambarkan kekayaan alam dan ragam kegunaannya yang
berbeda-beda pada tiap suku Papua. Festival ini diselenggarakan sebagai bentuk
kampanye untuk terus melestarikan Noken karena generasi muda yang kini tidak
banyak menguasai teknik pembuatan Noken. Padahal Noken sudah diakui oleh dunia
karena keunikan dan nilai filosofisnya yang menyiratkan makna “rahim kedua
perempuan yang memberi kehidupan”. Pembuatan noken memerlukan proses yang tidak
sebentar dan tingkat kesulitan yang cukup rumit.
Sayangnya,
Noken saat ini dibuat dengan teknik yang berbeda dari tangan mama-mama papua.
Sehingga masyarakat peduli Noken membuat acara untuk melestarikan Noken melalui
festival yang berlangsung dari tanggal 3 - 5 Desember bertajuk “Love Noken,
Save Mama”. Festival Noken 2017 kota Sorong menampilkan tari-tarian Papua,
workshop Noken, bazaar kuliner, pameran Noken, pawai noken, pemilihan Pace-Mace
Noken, “selfie Noken” dan “Noken goes to School” untuk menarik minat generasi
muda di kota Sorong.
buah pinang |
No comments:
Post a Comment